6 Kebohongan yang harus Dihindari Saat Melamar Kerja

Daftar Riwayat Hidup atau yang biasa disebut dengan CV adalah “jendela” pertama tentang diri kita yang dapat dilihat oleh pihak perusahaan dalam proses rekruitmen pegawai. Karena itu, biasanya orang akan berlomba-lomba untuk membuat CV sebagus dan semenarik mungkin, agar “dilirik” oleh HRD perusahaan tujuan.

Tapi, jangan sekali-kali mempberikan informasi yang bohong di CV milikmu ya. Karena, kalau temen-temen berbohong agar terlihat seperti kandidat yang ideal, hal itu justru akan menjadi boomerang buat temen-temen sendiri. Kalau ketahuan, bukannya dinilai sempurna dan diterima, salah-salah malah kena blacklist dari perusahaan tujuan karena merusak kepercayaan perusahaan. Waduh! Bahaya banget ya, bisa jadi boomerang buat diri sendiri.

Dikutip dari GoBankingRates, ada setidaknya 6 kebohongan yang wajib dihindari oleh pelamar dalam penulisan CVnya, dan tentunya hal ini tidak boleh ditiru oleh temen-temen semua, karena bisa fatal akibatnya!.

  1. Tanggal Masuk Kerja di Perusahaan sebelumnya

Kebohongan pertama yang paling sering ditemui adalah tanggal masuk kerja di perusahaan sebelumnya. Orang sering kali mengubah tanggal kerja untuk menyembunyikan kesenjangan pekerjaan yang signifikan, biasanya bisa disebabkan oleh PHK, cuti bekerja, atau hal lain.

Misalnya nih si A adalah seorang Jobseeker yang sudah menganggur selama 6 bulan sejak pekerjaan terakhirnya, namun pada CV yang ditulisnya dia menyatakan bahwa masih bekerja di perusahaan sebelumnya sampai sekarang. Atau alasan lain dari ini adalah kandidat ingin menyembunyikan fakta bahwa mereka bekerja di perusahaan yang kurang ideal atau berpindah-pindah pekerjaan. Nah ini jangan dilakukan ya temne-temen.

Buatlah CV yang fungsional dan menekankan keterampilan dibandingkan riwayat pekerjaan, khususnya pada bidang atau divisi dimana kamu ingin mendaftar. Kamu bisa memilih untuk menggunakan salah satu dari banyaknya pilihan template yang beredar jika bingung memulai pembuatan CV darimana. Kemudian persiapkanlah wawancara dengan baik, jaga-jaga jika ditanyai tentang pekerjaan sebelumnya atau waktu “jeda” yang dialami.

  1. Pengalaman Kerja

Jangan pernah berbohong tentang riwayat pekerjaan alias pengalaman kerja. Pengalaman kerja yang relevan adalah faktor terpenting dalam perekrutan, jadi sangat penting untuk menerima informasi yang benar. Tidak ada jalan lain untuk mengatasi hal ini. Temen-temen tidak bisa berbohong tentang tempat temen-temen bekerja sebelumnya. Tapi kalau temen-temen sudah lama bekerja, temen-temen bisa menghilangkan pekerjaan lama yang sudah tidak relevan lagi dari CV.

Memiliki CV yang menyatakan mengapa kamu adalah orang yang tepat untuk pekerjaan itu, meskipun pengalaman kerja sebelumnya tidak terlalu menarik, juga merupakan salah satu cara paling sederhana untuk meningkatkan peluang untuk mendapatkan pekerjaan.

  1. Jabatan

Dawn D. Boyer, CEO D. Boyer Consulting menuturkan, menulis pekerjaan atau jabatan untuk posisi yang sebenarnya tidak mereka lakukan adalah hal yang harus dihindari. Terkadang seseorang berbohong tentang jabatan untuk membuat diri mereka tampak lebih penting atau berkualitas. Jujurlah tentang jabatan sebelumnya, tetapi lebih fokuslah pada keterampilan dan prestasi.

  1. Referensi Profesional

Berbohong tentang referensi profesional adalah cara pasti untuk kehilangan pekerjaan. Orang cenderung memalsukan referensi ketika mereka tidak memiliki cukup kontak profesional, tidak memiliki cara untuk menghubungi mantan rekan kerja, atau mereka resign karena hubungan yang buruk. Temen-temen bisa membuat daftar orang-orang yang bisa dijadikan untuk referensi dan pastikan bahwa ada satu atasan langsung di pekerjaan yang sebelumnya.

Kalau temen-temen adalah fresh graduate yang belum pernah bekerja sebelumnya, bisa mencantumkan kontak dosen pembimbing akademik maupun dosen lainnya yang dapat membuktikan karakter dan etos kerja yang temen-temen punya.

  1. Keterampilan dan Tingkat Kemahiran

Jangan pernah berbohong soal skill yang temen-temen miliki, hal ini bisa menyulitkan temen-temen sendiri nantinya, juga bisa membuat atasan kecewa atas kemampuan yang temen-temen punya. Daripada frustasi karena sesuatu yang tidak dikuasai lebih baik jujur dengan skill yang dipunya dan memiliki tekad dan keinginan yang kuat untuk terus meng-upgrade skill dalam surat lamaran kerja yang temen-temen cantumkan.

  1. Background Pendidikan

Jangan malu apalagi sampai berbohong tentang background pendidikanmu karena bukan lulusan kampus bergengsi. Tidak masalah kalau temen-temen ini lulusan dari kampus manapun. Yang terpenting adalah sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan oleh perusahaan. Selain itu temen-temen juga bisa menyertakan gelar, sertifikasi, dan prestasi lainnya. Apalagi kalau prestasi ini relevan dengan pekerjaan atau mendukung posisi yang ingin temen-temen lamar, ini bisa jadi poin plus.

Tips Menulis CV

Nah selanjutnya ada sedikit Tips Menulis CV buat temen-temen, biar CV kalian lebih dilirik oleh HR:

  • Pertama, jangan pakai Indikator yang nggak jelas atau cuma klaim sepihak saja. Biasanya ini terjadi kalau lagi ngomongin skill yang dipunya. Kalau bisa, mending dikuantifikasi. Misalnya menyebutkan skor IELTS 6.5/9
  • Yang kedua, pada skill kualitatif seperti kepemimpinan, team work, dll. Ceritakan konteksnya saja. Misalkan, di bagian profesional experience diceritain ngerjain apa, pakai apa toolsnya, berapa lama durasinya, dan resultnya bagaimana. Jadi recruiters bisa punya gambaran.
  • Yang ketiga, buat daftar skill per kategori. Daripada menulis hal-hal yang retoris atau ngawang kayak komunikasi dan kerja keras saja, coba temen-temen petakan jadi beberapa bagian.