Nilai Tukar Rupiah Naik-Turun, Apa Penyebabnya?

Dalam dunia ekonomi global, nilai tukar mata uang menjadi faktor penting yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk perdagangan internasional, inflasi, dan investasi

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dikabarkan mengalami penaikan dan perununan hampir setiap harinya di minggu ini. Setelah menguat 6 poin atau naik 0,03 persen pada selasa, 31 Oktober 2023 lalu dan kembali mengalami penurunan pada hari rabu, 1 November 2023 kemarin. Pada hari kamis, 2 November 2023 hari ini rupiah kembali menguat 60 poin atau naik 0,38 persen dari posisi sebelumnya.

Menurut artikel berita yang dirilis oleh CNN Indonesia, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau bergerak di zona hijau. Tercatat, won Korea menguat 1,09 persen, peso Filipina menguat 0,23 persen, baht Thailand menguat 0,56 persen dan ringgit Malaysia menguat 0,47 persen. Kemudian dolar Singapura menguat 0,18 persen, yen Jepang menguat 0,42 persen, dan dolar Hong Kong menguat 0,01 persen. Di sisi lain, yuan China melemah 0,01 persen.

Senada, mata uang negara maju pun kompak menguat. Tercatat, poundsterling Inggris menguat 0,32 persen, dolar Australia menguat 0,63 persen dan euro Eropa menguat 0,24 persen. Kemudian dolar Kanada menguat 0,15 persen dan franc Swiss menguat 0,31 persen.

Analis pasar uang Lukman Leong memperkirakan rupiah akan menguat terhadap dolar AS di tengah penurunan imbal hasil obligasi AS usai data manufaktur Institute for Supply Management (ISM) AS yang lebih lemah.

Nah dari berita diatas, pasti timbul pertanyaan dikepala kita, kenapa nilai tukar rupiah naik-turun setiap harinya?

Tapi sebelumnya, mari kita bahas dulu apasih maksud nilai tukar rupiah itu?

Nilai Tukar Rupiah Naik Turun Apa Penyebabnya Nilai Tukar Rupiah

Nilai Tukar Rupiah Naik Turun Apa Penyebabnya Nilai Tukar Rupiah

Apa itu Nilai Tukar Rupiah?

Nilai tukar Rupiah adalah perbandingan antara mata uang Indonesia, yaitu Rupiah (IDR), dengan mata uang asing. Nilai tukar ini menunjukkan seberapa banyak Rupiah yang diperlukan untuk mendapatkan satu unit mata uang asing tertentu. Nilai tukar adalah harga relatif antara dua mata uang, dan ia memainkan peran penting dalam perdagangan internasional, keuangan global, serta dalam menentukan daya beli dan nilai aset ekonomi di tingkat domestik maupun internasional.

Nilai tukar Rupiah dapat berfluktuasi seiring waktu karena berbagai faktor ekonomi, politik, dan kebijakan yang memengaruhi permintaan dan penawaran mata uang tersebut. Ketika nilai tukar Rupiah meningkat, ini berarti Rupiah menguat terhadap mata uang asing, dan Anda memerlukan lebih sedikit Rupiah untuk mendapatkan jumlah mata uang asing tertentu. Sebaliknya, ketika nilai tukar Rupiah menurun, ini berarti Rupiah melemah terhadap mata uang asing, dan Anda memerlukan lebih banyak Rupiah untuk mendapatkan mata uang asing yang sama.

Contoh sederhananya, Jika nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS adalah 14,000 IDR per USD, maka Anda akan memerlukan 14,000 Rupiah untuk mendapatkan 1 Dolar AS. Namun, jika nilai tukar tersebut meningkat menjadi 15,000 IDR per USD, maka Anda hanya memerlukan 15,000 Rupiah untuk mendapatkan 1 Dolar AS.

Nah sekarang mari kita bahas alasan mengapa nilai tukar rupiah terus naik-turun.

Nilai Tukar Rupiah Naik Turun Apa Penyebabnya Dollar

Nilai Tukar Rupiah Naik Turun Apa Penyebabnya Dollar

Kenapa Nilai Tukar Rupiah Naik-Turun?

Nilai tukar Rupiah, seperti mata uang lainnya di seluruh dunia, naik dan turun karena berbagai faktor seperti ekonomi, politik, dan kebijakan yang mempengaruhi permintaan dan penawaran mata uang tersebut. Tentunya ini disebabkan oleh berbagai alasan:

  1. Faktor Ekonomi

Yang pertama, dari faktor ekonomi ada inflasi dan suku bunga. Tingkat inflasi yang lebih tinggi daripada mata uang asing dapat mengurangi daya beli Rupiah dan menyebabkan depresiasi nilai tukar. Sedangkan, tingkat suku bunga yang lebih tinggi dapat meningkatkan minat investor dalam mendanai Rupiah, yang dapat menguatkan nilai tukarnya.

  1. Faktor Perdagangan

Yang kedua, dari faktor perdagangan ini dipengaruhi oleh defisit perdagangan serta kegiatan ekspor dan impor. Jika negara mengimpor lebih banyak barang dan jasa daripada yang diekspor, ini dapat menekan nilai tukar mata uang lokal, termasuk Rupiah. Volume ekspor dan impor yang tinggi dapat memengaruhi permintaan dan penawaran mata uang. Kinerja ekspor yang kuat dapat menguatkan nilai tukar Rupiah.

  1. Faktor Politik dan Geopolitik

Yang ketiga adalah faktor politik, yang dipengaruhi oleh:

  • Yang pertama ada ketidakpastian Politik, maksudnya adalah ketidakstabilan politik di dalam negeri atau di negara-negara mitra dagang dapat mengganggu nilai tukar Rupiah.
  • Kemudian ada Krisis Geopolitik, seperti Konflik internasional, sanksi ekonomi, atau peristiwa geopolitik global dapat memicu volatilitas mata uang.
  • Yang ketiga ada Intervensi atau campur tangan pemerintah dalam pasar valuta asing yang memengaruhi nilai tukar mata uangnya. Mereka bisa membeli atau menjual mata uang untuk menjaga stabilitas.
  • Lalu ada Perkiraan Pasar, Rumor dan Spekulasi
  • Dan yang terakhir adalah Kondisi Ekonomi Global, seperti suku bunga global, harga komoditas, dan kondisi ekonomi negara-negara besar.

Nilai tukar Rupiah adalah hasil dari interaksi kompleks antara faktor-faktor ini. Para ekonom, pemerintah, dan pelaku pasar secara terus-menerus memantau dan menganalisis perubahan dalam faktor-faktor ini untuk memahami dan memprediksi pergerakan nilai tukar. Karena banyak faktor yang terlibat, nilai tukar mata uang dapat berfluktuasi sepanjang waktu, menciptakan peluang dan risiko untuk bisnis, investor, dan ekonomi secara umum.