Atasi Impulsive Buying saat Bulan Puasa

Godaan yang muncul selama bulan puasa Ramadan bukanlah sekadar makan dan minum. Ada juga godaan impulsive buying atau belanja secara berlebihan yang muncul karena melihat produk menarik atau harga miring. Impulsive buying adalah godaan yang harus dihindari sekuat tenaga karena bisa memengaruhi kesehatan keuangan Anda.

Lantas, apa yang dimaksud impulsive buying itu temen-temen? Bagaimana cara mengatasi perilaku ini supaya kantong tetap aman? Yuk, cari tahu sama sama.

Belanja Lebaran

Belanja Lebaran

Mengenal Impulsive Buying

Impulsive buying terjadi karena didorong keinginan daripada logika. Barang yang dibeli pun bukan merupakan bagian dari kebutuhan yang penting. Impulsive buying memiliki dampak negatif yang harus dihindari karena bisa mengancam kelangsungan finansial dalam jangka panjang.

Ada 4 faktor yang Memicu Impulsive Buying

  1. Faktor Kepribadian

Kepribadian seseorang, seperti merasa gengsi atau Fear of Missing Out (FOMO) jika tidak segera membeli barang yang sedang populer. Mereka sengaja membeli barang tersebut, padahal tidak diperlukan, hanya untuk meningkatkan citra diri.

2. Faktor Strategi Pemasaran

Salah satu faktor utama yang menyebabkan terjadinya pembelian impulsif adalah pengaruh dari strategi pemasaran yang diterapkan oleh penjual. Strategi pemasaran seperti promosi, diskon, cashback, dan pengaruh dari para penjual dapat mendorong perilaku impulsif.

3. Faktor Geografis dan Budaya

Salah satu alasan mengapa masyarakat dengan budaya mandiri rentan terhadap impulsive buying adalah karena adanya tekanan untuk meredakan stres dengan bantuan orang lain seminim mungkin.

4. Faktor Jenis Produk

Ragam variasi produk, kemasan yang menarik, desain yang menarik, serta keterbatasan atau kelangkaan produk dapat membuat seseorang tertarik dan berminat untuk membelinya, bahkan jika sebenarnya tidak diperlukan.

Borong Belanja Lebaran

Borong Belanja Lebaran

Dampak Impulsive Buying saat Bulan Puasa

  1. Menimbulkan Pengeluaran yang Tidak Terencana.

Orang yang memiliki kebiasaan impulsive buying tidak membeli barang berdasarkan daftar belanja yang sudah direncanakannya. Akibatnya, muncullah pengeluaran yang tidak terduga dari membeli barang-barang yang belum tentu dibutuhkan. Jumlah tagihan kartu kredit atau cicilan pun kemungkinan dapat bertambah hanya demi memenuhi keinginan tersebut.

2. Kurangnya Persiapan untuk Hari Raya Idul Fitri.

Kebutuhan Lebaran tidaklah sedikit, mulai dari baju baru, bahan makanan, hadiah untuk diberikan kepada orang terkasih, hingga tiket transportasi untuk mudik. Berbelanja secara berlebihan selama bulan puasa bisa membuat seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan perayaan Idulfitri. Dana yang seharusnya digunakan untuk membeli kebutuhan Lebaran, malah dialihfungsikan untuk membeli barang yang belum tentu bermanfaat.

4 Tips Mengatasi Impulsive Buying saat Bulan Puasa

  1. Membuat Rencana Belanja

Rencana belanja ternyata membantu kamu dalam memikirkan secara logis mengenai kebutuhan dan urgensi terhadap produk yang diincar. Temen-temen harus membuat rencana belanja berisi produk yang benar-benar dibutuhkan selama bulan puasa. Urutkan setiap barang dalam rencana belanja berdasarkan skala prioritasnya supaya kamu bisa mendahulukan untuk membeli barang yang penting.

2. Menghindari Toko dan Iklan yang Memancing Godaan.

Godaan impulsive buying lebih sering muncul ketika melihat promosi yang menarik. Hindari segala bentuk godaan tersebut supaya kamu tidak berbelanja secara berlebihan. Alihkan fokus kamu pada kegiatan atau aktivitas untuk meningkatkan kualitas ibadah puasa kamu.

3. Membatasi Penggunaan Kartu Kredit dan Pembayaran Online.

Melakukan pembayaran melalui metode digital atau kartu kredit dapat membuat kamu kesulitan mengontrol transaksi karena kamu tidak merasakan secara langsung kehilangan uang seperti saat menggunakan uang tunai. Oleh karena itu, temen temen harus mencoba untuk menghindari perilaku impulsif, disarankan untuk lebih sering melakukan pembayaran dengan uang tunai.

4. Membatasi Self-Reward.

Temen-temen perlu menentukan kapan pemberian hadiah kepada diri sendiri dilakukan dan membatasi jumlahnya setiap bulannya. Hal ini bertujuan agar kamu tidak terjerumus dalam perilaku impulsif yang disamarkan sebagai pemberian hadiah kepada diri sendiri.

Perbedaan Impulsive dan Compulsive Buying

Impulsive buying seringkali disamakan dengan compulsive buying karena keduanya melibatkan perilaku belanja yang berlebihan. Namun, apa sebenarnya perbedaan antara keduanya?

Seperti yang telah dijelaskan, impulsive buying adalah pembelian barang yang dilakukan tanpa perencanaan sebelumnya. Biasanya, perilaku ini dipicu oleh penawaran menarik atau saat seseorang secara tiba-tiba menemukan barang yang diinginkan.

Secara umum, impulsive buying tidak akan berdampak negatif jika sesuai dengan anggaran seseorang. Namun, seringkali perilaku ini dilakukan tanpa pertimbangan yang matang, yang akhirnya bisa menyebabkan penyesalan.

Di sisi lain, compulsive buying bukan hanya tentang membeli barang tanpa perencanaan, tetapi juga melibatkan kecenderungan untuk membeli banyak barang yang tidak diperlukan. Perilaku ini dilakukan untuk mendapatkan pengakuan atau meningkatkan suasana hati, dan seringkali dilakukan secara impulsif dan berulang kali, tanpa mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang.

Impulsive buying merupakan godaan yang harus ditangani dengan baik karena dapat berdampak negatif pada kesehatan keuangan. Impulsive buying adalah dorongan untuk membeli barang tanpa perencanaan sebelumnya, terjadi secara spontan, dan seringkali tidak didasari oleh kebutuhan yang penting.

Dari temen-temen masih banyak yang melakukan perilaku impulsive buying tidak nih temen-temen?