Kesalahan Bisnis yang Sering Dilakukan Anak Gen Z
Memulai bisnis di usia muda adalah langkah yang keren dan membanggakan. Bagi banyak Gen Z, semangat berbisnis didorong oleh tren atau keinginan untuk mandiri secara finansial. Namun, banyak juga yang terjebak dalam kesalahan yang membuat bisnis mereka sulit bertahan. Artikel ini akan membahas kesalahan-kesalahan umum yang sering terjadi, khususnya dari sisi pemilihan ide, usaha yang dikeluarkan, dan pengelolaan keuangan. Yuk, simak dan pelajari agar kamu bisa menghindari jebakan yang sama!
1. Ide Bisnis yang Asal Pilih atau Ikut Tren (FOMO)
Sering kali, Gen Z memulai bisnis hanya karena melihat teman atau orang lain sukses di bidang tertentu. Misalnya, tren minuman kekinian atau makanan viral yang langsung membuat banyak orang ikut-ikutan tanpa riset.
Apa yang terjadi?
- Pasar sudah terlalu ramai, sehingga sulit bersaing.
- Tidak ada keunikan atau nilai tambah, membuat usaha terkesan biasa saja.
Solusi:
- Pilih ide bisnis yang sesuai dengan passion dan kemampuan kamu.
- Lakukan riset sederhana, seperti siapa target pasar, berapa banyak pesaing, dan apa kelebihan produk kamu dibandingkan kompetitor.
2. Tidak Mau Effort Lebih, Malah Berhenti Ketika Laris
Awalnya semangat, tapi ketika pesanan mulai membludak, banyak yang justru menyerah karena merasa overwhelmed atau capek.
Apa akibatnya?
- Pelanggan kecewa karena pesanan tidak terpenuhi.
- Reputasi bisnis menurun, bahkan bisa kehilangan pelanggan setia.
Solusi:
- Atur waktu dan tenaga dengan baik. Jika tidak bisa mengerjakan semuanya sendiri, pertimbangkan untuk mencari bantuan atau mendelegasikan tugas.
- Gunakan teknologi, seperti aplikasi manajemen pesanan atau logistik, agar pekerjaan lebih terorganisir.
3. Salah Menentukan Harga Jual
Kesalahan ini umum terjadi, terutama karena rasa takut tidak laku. Banyak Gen Z yang menetapkan harga terlalu murah atau sebaliknya, terlalu mahal tanpa hitungan jelas.
Apa dampaknya?
- Harga terlalu murah membuat bisnis tidak menghasilkan untung.
- Harga terlalu mahal membuat pelanggan kabur ke kompetitor.
Solusi:
- Hitung Harga Pokok Penjualan (HPP) dengan cermat. Ini mencakup biaya bahan baku, tenaga kerja, dan biaya lainnya.
- Tentukan margin keuntungan yang masuk akal, misalnya 20-30% dari HPP.
- Perhatikan harga pasar untuk memastikan produk kamu tetap kompetitif.
4. Tidak Menentukan Kapan Balik Modal
Memulai bisnis tanpa mengetahui kapan investasi awal akan balik modal adalah salah satu kesalahan besar. Akibatnya, bisnis berjalan tanpa arah yang jelas.
Apa akibatnya?
- Sulit mengetahui apakah bisnis menghasilkan keuntungan atau justru rugi.
- Modal terus berputar tanpa rencana pengembangan.
Solusi:
- Catat semua biaya awal, seperti pembelian peralatan, bahan baku, dan biaya promosi.
- Tetapkan target penjualan bulanan untuk menghitung kapan pendapatan bisa menutupi biaya awal.
5. Tidak Punya Perhitungan Keuangan yang Jelas
Mengabaikan pencatatan keuangan adalah kesalahan fatal yang sering terjadi. Padahal, ini adalah fondasi penting dalam menjalankan bisnis.
Apa yang sering terjadi?
- Uang bisnis tercampur dengan uang pribadi.
- Tidak ada pencatatan pemasukan dan pengeluaran, sehingga bingung menghitung keuntungan.
Solusi:
- Pisahkan rekening bisnis dan rekening pribadi. Ini langkah sederhana, tapi efeknya sangat besar.
- Catat semua transaksi, baik pemasukan maupun pengeluaran, termasuk yang kecil sekalipun. Kamu bisa menggunakan aplikasi keuangan atau hanya sekadar buku tulis.
6. Kurang Riset Target Pasar
Produk bagus tidak akan laku jika tidak ada kebutuhan dari pasar. Banyak Gen Z yang memulai bisnis tanpa memahami siapa yang benar-benar membutuhkan produk mereka.
Apa akibatnya?
- Produk tidak laku karena tidak sesuai dengan kebutuhan konsumen.
- Promosi menjadi tidak efektif karena tidak tahu targetnya.
Solusi:
- Cari tahu siapa yang membutuhkan produk kamu, di mana mereka biasa berbelanja, dan berapa harga yang mereka anggap wajar.
- Gunakan media sosial untuk melakukan survei kecil-kecilan.
7. Tidak Punya Strategi Jangka Panjang
Banyak Gen Z yang memulai bisnis hanya dengan prinsip “yang penting jalan dulu”. Padahal, tanpa rencana jangka panjang, bisnis sulit berkembang.
Apa akibatnya?
- Sulit berkembang karena tidak memiliki tujuan yang jelas.
- Cepat menyerah ketika menghadapi tantangan.
Solusi:
- Buat rencana bisnis sederhana yang mencakup target jangka pendek (6 bulan), jangka menengah (1 tahun), dan jangka panjang (5 tahun).
- Lakukan evaluasi secara berkala untuk menilai apakah bisnis sudah sesuai dengan target yang ditetapkan.
Kesimpulan: Hindari Kesalahan, Maksimalkan Peluang!
Memulai bisnis adalah langkah besar yang penuh peluang. Namun, penting untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang bisa membuat usaha kamu sulit berkembang. Dengan memilih ide yang tepat, bekerja keras, dan mengelola keuangan dengan baik, kamu bisa membangun bisnis yang sukses dan berkelanjutan.
Jangan lupa untuk terus belajar dan terbuka pada perubahan. Bisnis membutuhkan adaptasi dan semangat untuk berkembang. Semangat terus ya, calon pengusaha muda! Jika kamu ingin mendapatkan tips keuangan lebih lanjut, kunjungi layanan dari PT Akuntan Sinergi Profesional (KJA ASP). Kami siap membantu kamu mengelola keuangan bisnis dengan profesional.
Salam sukses dan growth mindset!