RI Mulai Kena “Getah” Pelemahan Ekonomi
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan kecenderungan pelemahan ekonomi global semakin terlihat. Hal itu terlihat dari Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur pada mayoritas negara G20 dan ASEAN-6 mengalami kontraksi.
Negara negara besar seperti Cina, Amerika, bahkan negara di Eropa mengalami pelemahan ekonomi. Ternyata semakin kesini, kondisi global memang menunjukkan kecenderungan pelemahan yang makin terlihat. Kalau kita lihat dari sisi indikator PMI manufaktur, dari negara-negara yang dilakukan monitoring, 61,9% dari negara-negara itu mengalami kontraksi PMI-nya.
Sebagai informasi, PMI adalah indeks yang menunjukkan arah tren ekonomi di sektor manufaktur. PMI di atas 50 menunjukkan sektor manufaktur mengalami ekspansi atau kemajuan, sedangkan di bawah 50 menunjukkan kontraksi atau perlambatan misalnya terjadi penurunan permintaan dari konsumen.

Kontraksi Ekonomi
Lalu Negara Besar mana saja yang mengalami Kontraksi?
Ibu Sri Mulyani menyebut, negara-negara yang memiliki peran besar terhadap perekonomian dunia mengalami kontraksi. Mereka adalah Amerika Serikat (AS), Eropa, Jerman, Prancis, Inggris, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Vietnam, Italia, Brazil, Afrika Selatan dan Singapura.
Maka dari itu, kita harus selalu waspada, apakah pelemahan ini memiliki kecenderungan untuk semakin melemah, atau sebaliknya. Apabila semakin melemah tentu dapat mempengaruhi kondisi dan kinerja perekonomian global.
Sementara itu, Ibu Sri Mulyani menyebut 23,8% berada di zona ekspansi-melambat, yaitu China, Thailand, Filipina, India, dan Rusia.
Bagaimana nih dengan Posisi Indonesia?
Indonesia termasuk 14,3% negara yang berada di zona ekspansi-akselerasi, di mana PMI Manufakturnya berada di level 52,5 pada Juni 2023. Indonesia bersama Turki dan Meksiko.
Untuk saat ini, berbagai indikator ekonomi Indonesia masih cukup positif. Meskipun ada ancaman pelemahan dari global akan terus diwaspadai.

Kontraksi Ekonomi
10 Tips Mengontrol Keuangan Agar Tetap Kuat
-
Membuat Anggaran dan Rencana Keuangan
Buat anggaran yang detail untuk mengelola pendapatan dan pengeluaran. Prioritaskan pengeluaran yang penting dan hindari pemborosan. Buat rencana keuangan jangka pendek dan jangka panjang untuk menghadapi masa sulit.
-
Menyimpan dan Membangun Dana Darurat
Usahakan untuk menyimpan dana darurat yang cukup untuk menghadapi situasi darurat atau kehilangan pekerjaan. Dana darurat setidaknya sekitar 3-6 bulan pengeluaran bulanan.
-
Hindari Utang yang Tidak Perlu
Jika memungkinkan, hindari mengambil utang baru selama periode pelemahan ekonomi. Fokus pada membayar utang yang ada dan hindari utang konsumtif yang tidak perlu.
-
Kurangi Pengeluaran Tidak Penting
Selama masa sulit, pertimbangkan untuk mengurangi pengeluaran yang tidak penting, seperti makan di luar, liburan, atau pembelian barang mewah. Fokus pada kebutuhan dasar dan mencari cara untuk menghemat uang.
-
Cari Peluang Pendapatan Tambahan
Jika memungkinkan, cari peluang untuk mendapatkan pendapatan tambahan
Misalnya, dapat mempertimbangkan pekerjaan paruh waktu, proyek lepas, atau menjual barang yang tidak lagi temen-temen butuhkan.
-
Tingkatkan Keterampilan dan Pendidikan
Gunakan waktu luang untuk meningkatkan keterampilan atau pendidikan. Ini dapat meningkatkan peluang untuk mencari pekerjaan yang lebih baik ketika situasi ekonomi membaik.
-
Lindungi Investasi dan Aset
Jika memiliki investasi atau aset, pastikan untuk melindunginya dengan bijaksana. Konsultasikan dengan profesional keuangan jika diperlukan.
-
Tetap Positif dan Tetap Tenang
Menghadapi pelemahan ekonomi bisa menjadi stres dan menekan. Tetap tenang dan fokus pada langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi situasi ini. Tetap positif dan berusaha untuk belajar dari pengalaman ini.
-
Cari Dukungan dan Bantuan
Jangan ragu untuk mencari dukungan dari keluarga, teman, atau lembaga keuangan yang dapat memberikan saran atau bantuan dalam menghadapi situasi ekonomi yang sulit.
-
Gunakan Sumber Daya Publik